Distribusi minyak dan gas ke konsumen adalah sektor yang kompleks, vital, dan sarat dengan risiko operasional. Mulai dari pengilangan, penyimpanan di terminal, hingga transportasi dan penyaluran produk ke konsumen, setiap tahap melibatkan penanganan material berbahaya. Mengelola risiko distribusi migas secara efektif sangat krusial. Dalam manajemen risiko, memahami kriteria risiko adalah fondasi untuk mengevaluasi dan memprioritaskan ancaman secara akurat. ISO 31000:2018 menyoroti pentingnya menetapkan kriteria ini sebagai bagian integral dari proses manajemen risiko.

Apa Itu Kriteria Risiko? Fondasi Penilaian

Kriteria risiko adalah seperangkat parameter yang digunakan untuk mengevaluasi signifikansi suatu risiko. Ini bukan sekadar perkiraan, melainkan tolok ukur yang disepakati untuk menilai seberapa besar suatu risiko itu penting bagi organisasi. Mengapa kriteria risiko begitu vital dalam manajemen risiko migas? Karena ini menjamin konsistensi, objektivitas, dan transparansi dalam pengelolaan risiko. Tanpa kriteria yang jelas, penilaian bisa bias dan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Komponen utama kriteria risiko meliputi Konsekuensi/Dampak (tingkat keparahan kerugian jika risiko terjadi), Kemungkinan/Probabilitas (seberapa sering risiko itu bisa terjadi), dan Tingkat Risiko (kombinasi dari konsekuensi dan kemungkinan, sering divisualisasikan dalam risk matrix atau peta risiko).

Baca Juga : pentingnya-analisis-probabilitas-dan-dampak-risiko-untuk-keberlangsungan-perusahaan

Kriteria Risiko yang Mungkin Terjadi Dalam Mendistribusi Minyak dan Gas ke Konsumen

Contoh Kriteria Risiko dalam Industri Distribusi Migas

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkret, mari kita lihat beberapa contoh kriteria risiko yang relevan dalam industri distribusi migas:

  1. Konsekuensi/Dampak: Dampak risiko di sektor ini dapat dikategorikan berdasarkan keparahannya:
    A. Dampak Keselamatan:
  • High : Menyebabkan kematian atau cedera permanen pada banyak orang (misal, ledakan di SPBU).
  • Moderat to High : Menyebabkan cedera serius atau cedera permanen pada satu orang (misal, kecelakaan kerja saat pengisian).
  • Moderat : Menyebabkan cedera ringan yang memerlukan perawatan medis (misal, terpeleset di area depot).
  • Low : Menyebabkan cedera sangat ringan tanpa perlu perawatan khusus.

B. Dampak Lingkungan:

  • High : Pencemaran luas, kerusakan ekosistem permanen yang membutuhkan remediasi jangka panjang (misal, tumpahan minyak besar di laut).
  • Moderat to High : Pencemaran lokal yang signifikan, butuh upaya remediasi besar.
  • Moderat : Tumpahan terkontrol, dampak lokal kecil dan mudah dibersihkan.
  • Low : Tumpahan sangat kecil, dampak lingkungan minim.

C. Dampak Finansial:

    • High : Kerugian finansial yang sangat besar (misal, triliunan rupiah) akibat denda, litigasi, atau kerusakan aset masif.
    • Moderat to High : Kerugian signifikan yang memengaruhi profitabilitas perusahaan dalam jangka pendek.
    • Moderat : Kerugian yang dapat ditangani dalam anggaran operasional.
    • Low : Kerugian finansial yang kecil, tidak berdampak pada operasional.

    D. Dampak Reputasi:

      • High : Krisis reputasi skala nasional/internasional, gugatan hukum, liputan media negatif masif yang merusak citra brand.
      • Moderat to High : Penurunan kepercayaan pelanggan di tingkat regional, liputan media negatif signifikan.
      • Moderat : Keluhan publik di tingkat lokal, isu yang cepat teratasi.
      • Low : Keluhan individu, tidak ada liputan media.

      2. Kemungkinan (Probabilitas): Ini adalah probabilitas risiko yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu risiko akan terjadi:

      • Sangat Sering (Almost Certain): Hampir pasti terjadi, mungkin per tahun atau per siklus operasional tertentu.
      • Sering (Likely): Sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat.
      • Moderat (Moderate): Bisa terjadi, namun tidak sering.
      • Jarang (Unlikely): Kecil kemungkinan terjadi.
      • Sangat Jarang (Rare): Hampir tidak mungkin terjadi sepanjang masa operasional.

      3. Matriks Risiko (Kombinasi Konsekuensi dan Kemungkinan)

      Setelah menilai dampak dan kemungkinan, kedua faktor ini dipetakan dalam sebuah peta risiko yang disebut risk matrix. Matriks ini biasanya berupa tabel dengan zona warna (misal, hijau, kuning, oranye, merah) yang secara visual menunjukkan tingkat skala risiko dari “Rendah” hingga “Ekstrem”. Hasil dari risk matrix migas ini menjadi dasar bagi prioritas penanganan risiko dalam distribusi migas.

      Penetapan kriteria risiko yang jelas dalam manajemen risiko memberikan banyak manfaat. Ini meningkatkan objektivitas dalam penilaian risiko, memungkinkan komunikasi risiko yang lebih efektif antar departemen, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya untuk pengelolaan risiko migas yang paling kritis. Pada akhirnya, ini mendukung pengambilan keputusan strategis yang lebih baik demi keamanan dan efisiensi operasional di seluruh rantai distribusi.

      Memahami dan menerapkan kriteria risiko adalah fondasi manajemen risiko yang andal di industri distribusi migas. Ini adalah langkah krusial dalam proses manajemen risiko ISO 31000:2018 untuk secara sistematis mengidentifikasi, menganalisis, dan melakukan penanganan risiko yang tepat.

      Perusahaan-perusahaan di sektor logistik dan distribusi migas memiliki komitmen kuat dalam pengelolaan risiko migas ini. Contohnya, PT Patra Logistik, PT Pertamina Trans Kontinental, PT Pertamina Port & Logistics, PT Pertamina International Shipping, PT Pertamina Marine Engineering, PT Elnusa Tbk, PT Pertamina Marine Solutions, dan PT Trans Yeong Maritime adalah contoh entitas yang aktif menggunakan pendekatan ini. Untuk meningkatkan kompetensi tim dalam manajemen risiko dan penguasaan kriteria risiko, Sertifikasiku membuka pelatihan sertifikasi Manajemen Risiko yang komprehensif bagi para profesional di sektor migas.
      Ikuti Pelatihannya : Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level Madya

      Share This Article
      Sertifikasiku
      About Author

      Sertifikasiku

      Sertifikasiku, platform edukasi online, membantu anak bangsa untuk memiliki sertifikasi kompetensi profesi yang sangat berguna untuk bersaing di era global.