Industri hulu minyak dan gas (migas), yang mencakup eksplorasi, pengeboran, dan produksi, adalah sektor yang sangat kompleks dan berisiko tinggi. Potensi kecelakaan, dampak lingkungan, dan kerugian finansial sangat besar. Oleh karena itu, penerapan manajemen risiko secara sistematis sangat fundamental untuk menjamin keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan operasi. Dalam konteks industri migas, ISO 31000:2018 menjadi panduan global yang sistematis. Standar ini menawarkan serangkaian tahapan yang terstruktur untuk pengelolaan risiko migas yang efektif, terutama dalam menghadapi berbagai risiko operasional di lapangan.

List Of Contents

Lima Langkah Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2018 di Hulu Migas

1. Menetapkan Konteks

Fondasi Pengelolaan Risiko Tahap awal dalam proses manajemen risiko adalah menetapkan konteks. Ini berarti mendefinisikan lingkup, tujuan, dan kriteria risiko spesifik proyek hulu, seperti kegiatan eksplorasi dan produksi sumur baru di lokasi terpencil. Pemahaman mendalam tentang lingkungan internal (kapasitas tim, teknologi) dan eksternal (geologi, regulasi, sosial masyarakat) proyek sangat krusial. Ini membantu memastikan manajemen risiko relevan dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

2. Penilaian Risiko

Memahami Potensi Bahaya Setelah konteks ditetapkan, dilanjutkan dengan penilaian risiko, inti dari manajemen risiko ISO 31000. Proses ini terdiri dari tiga sub-tahap:

  • Identifikasi Risiko: Mengenali semua kejadian yang berpotensi menghambat tujuan. Contoh di industri migas hulu: potensi blowout saat pengeboran, kegagalan pipa produksi, bahaya gas H2S, kerusakan rig akibat cuaca ekstrem, atau masalah pasokan logistik yang mengganggu standard operasional migas. Ini juga mencakup risiko keselamatan pengeboran dan identifikasi potensi dampak lingkungan.
  • Analisis Risiko: Menilai kemungkinan (probabilitas) risiko tersebut terjadi (misal, berdasarkan data historis kegagalan peralatan) dan seberapa parah dampaknya (konsekuensi finansial, keselamatan pekerja, atau pencemaran lingkungan). Ini adalah analisis risiko migas yang mendalam.
  • Evaluasi Risiko: Membandingkan hasil analisis dengan kriteria yang ditetapkan untuk memprioritaskan risiko (mana yang rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi) dan memutuskan apakah risiko tersebut dapat diterima atau perlu ditangani lebih lanjut. Tahap ini sering kali melibatkan penilaian risiko lingkungan secara komprehensif.

3. Perlakuan Risiko

Mengambil Tindakan Nyata Tahap ini adalah tentang bagaimana memodifikasi risiko. Setelah risiko dievaluasi, opsi perlakuan dipilih dan diterapkan. Di hulu migas, contoh perlakuan risiko meliputi: pemasangan Blowout Preventer (BOP) yang ketat untuk mengurangi risiko keselamatan pengeboran, penerapan prosedur Keselamatan Proses yang sangat detail, penggunaan teknologi real-time monitoring pada sumur, pelatihan manajemen risiko yang intensif bagi seluruh personel, atau perencanaan rute yang aman untuk transportasi material, serta penggunaan asuransi untuk mitigasi risiko finansial proyek migas. Tindakan ini selaras dengan standard operasional migas yang tinggi.

4. Pencatatan dan Pelaporan

Dokumentasi dan Akuntabilitas Seluruh proses manajemen risiko harus didokumentasikan. Ini mencakup pencatatan semua risiko yang teridentifikasi, hasil analisis dan evaluasi, keputusan perlakuan, hingga status implementasinya. Pelaporan yang transparan, seperti laporan insiden, near-miss, hasil audit risiko dan pengendalian internal, atau pembaruan risk register proyek, sangat penting untuk akuntabilitas, pembelajaran berkelanjutan, dan kepatuhan regulasi migas.

5. Pemantauan dan Tinjauan

Evaluasi Berkelanjutan Dua aktivitas ini mendukung seluruh proses secara berkelanjutan:

  • Komunikasi dan Konsultasi: Berbagi informasi risiko secara efektif dengan semua pihak terkait (tim operasional, manajemen, kontraktor, regulator, masyarakat lokal). Contoh: pre-job safety meeting harian di rig untuk meningkatkan keselamatan kerja migas.
  • Pemantauan dan Tinjauan: Terus memantau risiko secara terus-menerus dan meninjau efektivitas perlakuan risiko. Ini termasuk audit risiko dan pengendalian internal berkala, evaluasi kinerja K3, dan tinjauan integritas sumur serta fasilitas produksi untuk memastikan standard operasional migas tetap terjaga dan kepatuhan regulasi migas terpenuhi.
Langkah-Langkah Menerapkan Manajemen Risiko di Industri Hulu Migas

Manfaat Penerapan Proses Manajemen Risiko di Hulu Migas

Penerapan proses manajemen risiko ini secara konsisten membawa manfaat besar bagi keamanan operasional, efisiensi, dan keberlanjutan. Ini secara langsung meningkatkan keselamatan kerja migas, memastikan perlindungan lingkungan, dan menjaga integritas aset. Dengan manajemen risiko yang efektif, perusahaan hulu migas dapat mengidentifikasi dan mengurangi risiko finansial proyek migas serta meningkatkan pengambilan keputusan.

Proses manajemen risiko ISO 31000:2018 adalah fondasi keberhasilan operasional di sektor hulu migas. Penerapan yang konsisten membawa manfaat besar bagi keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan. Pengelolaan risiko migas yang optimal sangat krusial.

Perusahaan-perusahaan di sektor hulu Pertamina merupakan contoh entitas yang wajib menerapkan manajemen risiko ini secara ketat. Misalnya, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina Hulu Indonesia, PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Attaka, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, PT Pertamina Hulu Rokan, PT Pertamina Hulu West Ganal, dan PT Pertamina Hulu Borneo secara aktif mengintegrasikan proses manajemen risiko ini. Untuk mendukung pengelolaan risiko migas yang optimal dan memastikan kepatuhan regulasi migas, pelatihan manajemen risiko yang berkualitas menjadi investasi esensial bagi seluruh personel di sektor hulu. Tingkatkan kompetensi tim Anda dalam manajemen risiko bersama Sertifikasiku!

Share This Article
Sertifikasiku
About Author

Sertifikasiku

Sertifikasiku, platform edukasi online, membantu anak bangsa untuk memiliki sertifikasi kompetensi profesi yang sangat berguna untuk bersaing di era global.